Thursday, July 27, 2017

Dituduh Tiru Duterte, Jokowi Dikritik HRW dan Media Internasional






Presiden RI Joko Widodo berjalan bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Istana Malacanang,  Manila, 28 April 2017. [Ted Aljibe/AFP]

Presiden RI Joko Widodo berjalan bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Istana Malacanang, Manila, 28 April 2017. [Ted Aljibe/AFP]

"Presiden Indonesia Joko 'Jokowi' Widodo seharusnya memberikan 'pesan' yang jelas dan terbuka kepada institusi kepolisiannya."

PT Bestprofit - Presiden  Indonesia Joko Widodo mendapat kritik dari Human Right Watch (HRW), karena memerintahkan polisi menembak mati tersangka kasus penyalahgunaan narkoba yang melakukan perlawanan.

Selain kritik dari HRW, sejumlah media massa internasional juga menyorot negatif perintah Jokowi tersebut yang dianggap mentah-mentah mencontoh kebijakan kontroversial Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Presiden Indonesia Joko ‘Jokowi’ Widodo seharusnya memberikan 'pesan' yang jelas dan terbuka kepada institusi kepolisiannya, bahwa upaya mengatasi masalah narkotika dan kriminalitas adalah hal yang kompleks," kata Wakil Direktur HRW Divisi Asia Phelim Kine, dilansir dari laman daring www.hrw.org, Selasa (25/7/2017).
Namun, sambung Kine, Jokowi dan juga Kapolri Jenderal Tito Karnavian serta Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso seharusnya melancarkan kritik terhadap kampanye Duterte tersebut.Kine mengklaim, perintah Jokowi tersebut hendak mengikuti kebijakan Presiden Duterte yang melakukan kampanye perang fisik terhadap pengedar narkotika.
"Sebab, penyelesaian masalah narkotika dan kriminalitas mengharuskan polisi untuk menghormati hak dasar setiap orang, bukan justru menghancurkannya," tegas Kine lagi.
Kritik terhadap Jokowi juga dilancarkan sejumlah media massa internasional. News.com.au yang berbasis di Australia, menurunkan artikel berjudul "Rodrigo Duterte's drug dealer killings: Now Indonesia wants to copy" (Pembunuhan pengedar Narkotika Rodrigo Duterte: Indonesia Kini Ingin Meniru).
Sorotan negatif juga terdapat dalam artikel media Al Jazeera, berjudul "Joko Widodo: Police should shoot suspected drug dealers."
"Ucapannya (Jokowi) bisa dibandingan dengan Presiden Duterte yang menindak keras pengedar narkotika. Itu  adalah kebijakan kontroversial sejak setahun lalu, karena membuat banyak orang tewas dalam operasi yang dikutuk dunia internasional," tulis Al Jazeera.
Kritik terhadap perintah Jokowi yang diperbandingkan dengan Presiden Duterte itu juga menjadi perhatian media-media internasional lain, semisal Bangkok Post dalam artikel "Jokowi backs shooting drug dealers", dan artikel The Star Malaysia, "Jokowi Issues Order to Shoot Drug Traffickers."
Untuk diketahui, Presiden Jokowi  memberikan perintah tersebut saat berpidato dalam acara Rapat Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan di Ancol, Jakarta, Jumat (21/7) pekan lalu.
“Tegaskan saja, terutama pengedar narkoba asing yang masuk, kemudian sedikit melawan. Sudah, langsung tembak saja. Jangan diberi ampun, karena kita betul-betul darurat narkoba,” tegas Jokowi.
Perintahnya itu merupakan respons setelah aparat kepolisian menyingkap kasus penyelundupan 1 ton narkoba jenis sabu dari Taiwan. PT Bestprofit, Bestprofit.

No comments:

Post a Comment